Sabtu, 16 Juni 2012

Petirtaan Belahan

"Apakah di desa atau di dalam hutan,di tempat yang rendah atau di atas bukit,di manapun para suci berdiam maka tempat itu sungguh menyenangkan."(Dharmapada arahanta Vagga)

Petirtan belahan kadang juga disebut Candi belahan dan masyarakat sekitar menyebutnya Sumber Putri Tetek.Petirtan Belahan adalah bangunan pemandian dari masa klasik yang tak kalah indahnya dari petirtan Jalatunda dan Petirtan Tikus di Trowulan.Petirtan ini terletak di ujung lembah yang indah dalam hutan di Desa Wonosunyo,Kec gempol,Kab.Pasuruan.
Reconstruction of the bathing place at Belahan.Source: Bernet Kempers 1959

Petirtaan belahan berdenah segi tiga.Seluruh kompleks petirtaan dipagari tembok bata dengan luas hampir 1 km persegi.Petirtan ini mempunyai ukuran panjang 6.85 meter,lebar 6.30 meter dan tinggi 4.60 meter.Di bangun menghadap ke timur dan disusun dari bata.Pada dinding belakang terdapat 3 buah relung yang berisi 2 arca yang berfungsi sebagai pancuran.Relung selatan di tempati oleh Arca Dewi Sri dan relung utara ditempati Arca dewi laksmi,yang sampai sekarang masih mengeluarkan air dari puting susunya sepanjang tahun.Air petirtan ini masih di manfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan sehari-hari dan irigasi.Mereka percaya bahwa air yang keluar di sana adalah minuman para Dewa.

Petirtan Belahan


Petirtan Belahan fungsinya terkait upacara keagamaan,air yang keluar dari mata air di lereng bukit telah mengalami sakralisasi dengan cara mengalirkan air kekolam melalui pancuran air berupa Arca Dewi Sri dan Dewi laksmi.Kedua arca ini semula mengapit sebuah arca lain yang diletakkan lebih tinggi,tetapi sekarang hannya tinggal sisa-sisa pedestal dan relungnya.Kemungkinan arca yang di apit adalah Arca Wisnu yang duduk diatas garuda yang sedang terbang sambil mencengkram ular-ular yang menjadi musuhnya.Arca ini sekarang ditampilkan di Museum Majapahit.Di depan kolam juga terdapat 1 arca phalus berukuran besar dan fragmen relief  raksasa Rahu makan bulan dan Resi melihatnya dari langit.W.F.Stutterheim menganggap relief ini adalah candra sengkala yang menunjukkan tarikh wafatnya Raja Airlannga.Trikh relief itu 971 Saka (1049 Masehi).Petirtan belahan dahulu mempunyai pintu gerbang,terletak di sisi timur,akan tetapi sekarang hanya tinggal bekasnya saja.

Arca Dewi Sri

Arca Dewi Laksmi

Di sebelah utara petirtan Belahan juga terdapat tiga kelompok kecil situs,berjajar dari barat ketimur di kelilingi tembok tersendiri.Gapura masuk menuju kelompok barat dan tengah masih utuh,dan masyarakat sekitar menyebutnya gapura lanang dan gapura wadon.Gapura Lanang berbentuk paduraksa dan disusun dari bata,tiap-tiap tingkat atapnya di hias dengan menara-menara kecil.Gapuara ini dulunya mempunyai dinding sayap di sisisnya tapi sekartang sudah runtuh.Fungsi gapura lanang adalah pintu masuk kesebuah petirtan,tapi petirtaannya sekarang sudah terpendam.Sedang Gapura Wadon berada di sisi timur Gapura Lanang dengan jarak kurang lebih 700 meter.Gapura Wadon juga berbentuk Paduraksa,disusun dari bata dan ditiap sisisnya juga memiliki tembok sayap yang sekarang juga telah runtuh.Gapura ini adalah pintu masuk  kompleks Candi dengan tiga perwara,dan candi ini sekarang tinggal puing-puingnya aja.

Gapura Wadon
Gapura lanang


Rabu, 02 Mei 2012

Kolam Segaran

Kolam Segaran terletak di wilayah administrasi Dukuh Trowulan,Desa Trowulan,kecamatan Trowulan,Kabupaten Mojokerto.Ditemukan pertama kali oleh seorang insinyur Belanda bernama Maclaine Pont.Ketika dia menemukannya hampir semua bagian kolam tertutup tanah.Peristiwa ini terjadi tahun 1926.

Peninggalan bersejarah ini merupakan satu-satunya bangunan kolam kuno terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia.Kolam Segaran berada pada ketinggian sekitar 39.7 meter dpl.Luasnya kurang lebih sekitar 6.5 hektar yang dibatasi dinding-dinding berukuran panjang 375 meter,lebar 175 meter,tebal bibir kolam 1.60 meter dan tingginya 2.88 meter.
  Kolam Segaran di susun dari batu bata yang saling direkatkan tanpa menggunakan bahan perekat tambahan ,melainkan saling digosokkan  hingga bata-bata yang bersangkutan berlekatan satu sama lainnya.Berdasarkan adanya saluran masuk dan keluar serta luasnya kolam,diduga kolam segaran berfungsi sebagai waduk atau penampungan air.Bangunan monumental ini adalah hasil teknologi bangunan basah yang mencerminkan kemampuan Majapahit beradaptasi dengan lingkungannya.

Sumber :
Bukti-Bukti Kejayaan Majapahit Muncul kembali

Selasa, 01 Mei 2012

Petirtan Tikus

Petirtan Tikus semula terkubur dalam tanah,ditemukan oleh warga yang sedang menggali sarang tikus pada tahun 1914.Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan Bupati Mojokerto Raden Mashoedan yang bergelar Raden Adipati Arya Kromojoyo Adinegoro IV.Dalam masa jabatannya dia mendirikan perkumpulan bernama OVM (Oudheidkunding Vereeniging Majapahit) dengan tujuan menghimpun dana dalam upaya menggali peninggalan Majapahit di Desa Trowulan.

Petirtaan ini terletak di wilayah administrasi Dukuh Dinuk,Desa Temon,Kecamatan Trowulan,Kabupaten Mojokerto.Situs ini berdiri pada permukaan tanah yang jauh lebih rendah dari muka tanah disekitarnya.Untuk mencapai lantai dasar petirtan kita harus menuruni tangga masuk yang terletak di sisi utara.Lantai petirtan Tikus berada pada ketinggian 46.78 mdpl.

Petirtaan Tikus menghadap ke utara,bentuknya dibuat berteras (ada 3 teras).Secara keseluruhan Petirtan Tikus berdenah bujur sangkar,dengan ukuran 22.50 X 22.50 meter.Tinggi seluruhnya dari lantai sampai menara yang paling tinggi adalah 5.20 meter.

Petirtan ini dimasukkan kedalam tipe petirtaan yang merupakan bangunan buatan sepenuhya,artinya di petirtan ini tidak ada sumber air namun keudian dirancang suatu bentuk bangunan baru yang difungsikan sebagai tempat untuk mengambil air suci.Air di petirtaan ini di alirkan dari sungai yang berada di dataran lebih tinggi.Menurut beberapa sumber menyebutkan bahwa Pertirtaan Tikus merupakan replika atau lambang Mahameru.Ditengah kolam terdapat satu menara yang lebih tinggi di kelilingi empat menara yang ukurannya lebih pendek.

Mengenahi kurun waktu,sampai sekarang belum diketahui kapan Petirtan Tikus dibangun,tetapi diduga paling muda diantara candi-candi yang berada di Trowulan.

sumber :Bukti-bukti Kejayaan Majapahit Muncul Kembali
             Tanya sana-sini dan Pak alias

Sabtu, 28 April 2012

Gapura Bajang Ratu

 "Apakah di desa atau di dalam hutan,ditempat yang rendah atau di atas bukit,di manapun para suci berdiam maka tempat itu sungguh menyenangkan." (Dharmapada arahanta vagga)


Gapura Bajang Ratu terletak di wilayah administrasi Dukuh Kraton,Desa Temon,Kec Trowulan,Kab Mojokerto.Gapura ini berada di permukaan tanah pada ketinggian sekitar 41,49 mdpl menghadap utara - selatan.Gapura paduraksa ini disusun dari bata,kecuali lantai tangga serta ambang pintu (bawah dan atas) yang dibuat dari batu andesit.Denah bangunan berbentuk segi empat,berukuran 11.5 meter X 10.5 meter dan tinggi 16,5 meter.Lorong pintu masuk lebarnya 1.40 meter.

Gapura Bajang Ratu memiliki tembok di kedua sisinya,satu diantaranya berpahatkan relief Ramayana.Pada kaki gapura dipahatkan relief Sri Tanjung.Relief Kala terdapat pada ambang atas.Tingkat-tingkat atapnya dihiasi dengan relief menara-menara kecil diselingi relief naga,garuda,dan mata satu.Dari dua lubang yangterdapat di ambang bawah,diperkirakan semula Gapura Bajang Ratu mempunyai pintu.Sejak kapan gapura yang cantik ini didirikan? tidak ada yang tahu pasti.

Gapura Bajang Ratu dikitab pararaton disebut Candi Srengga Pura,tempat pendermaan Raja Kala Gemet.Dalam penelitian tahuin 1995,candi makam Raja Jaya Nagara dinyatakan bernama Candi Bajang Ratu.

Sumber : Bukti-Bukti Kejayaan Majaphit Muncul Kembali
               Kitab Nagara Krtagama